CEKUNGAN DI INDONESIA BAGIAN
BARAT
Pembentukan diKawasan ini tidak terlepas dari
perkembangan tektonik lempeng dari Benua Asia. Taponieret al(1990)
memperkenalkan apa yang Disebut dengan Extrusi dari Kerak Benua Sunda yang
berasal dari Benua Asia yang terperas kearah tenggara melalui sesar-sesar geser
besar sebagai akibat dari tabrakan Anak benua India terhadap Benua Asia dan
menyebabkan terbentuknya Pegunungan Himalaya. Interaksi Anak benua Sunda dengan
lempeng Samudra Hindia-Australia ini mempengaruhi pembentukan Cekungan Tersier
diIndonesia Barat. Cekungan diIndonesia bagian barat, dikawasan ni batuan
PraTersier umumnya bersifat batuan beku dan metamorfik dan disepakati merupakan
batuan dasar dari cekungan yang berada secara tidakselaras diatasnya. Oleh sebab
itu pembahasan cekungan dikawasan Indonesia bagian barat hanyalah
CekunganTersier.
1.
Cekungan sumatra utara
cekungan
sumatra utara dan penerusnya cekungan aceh terbentuk pada awal zaman tersier,
pengendapan yang terjadi di dalam cekungan berlangsung secara menerus dari kala
eosen sampai pliosen yang diawali dengan pengendapan non marin.cekungan ini di
kontrol oleh adanya sesar – sesar bongkah ( sesar graben ). Selama miosen
tengah sebagaian besar dari cekungan digenangi oleh air laut sehingga menghasilkan
pengendapan serpih baong. Pada akhir miosen tengah pegunungan barisan terangkat
yang kemudian berfingsi sebagai daerah sumber material klastik dari cekungan
sumatra utara yang menghasilkan formasi keutapang, formasi seurela dan pada
pliosen atas diendapakanya formasi julurayeu yang terdiri dari batuan-batuan
sedimen salah satu lapangan gas terbesar
yang ada pada cekungan ini adalah lapangan gas arun yang berproduksi dari
formasi batugamping arun sedangkan produksi minyak terutama berasal dari
formasi keutapang dan lapisan–lapaisan batu pasir dari anggota baong tengah.
2. Cekungan sumatra
tengah
Stratigrafi
umum dari cekungan sumatra tengah adalah sebagai berikut :
1.
formasi pematang
berumur oligosen sampai miosen awal
formasi ini menutupi batuan dasar secara tidak selaras yang batuannya terdiri
dari : konglomerat, batupasir dan lempung.
3.
Cekungan sumatra selatan
Stratigrafi
umum dari cekungan sumatra selatan adalah sebagai berikut :
1.
formasi
lahat :
berumur eosen sampai miosen bawah.
Formasi ini diendapkan secara tidak selaras diatas batuan dasar yang berumur
pra tersier batuan penyusun dari formasi lahat terutama terdiri dari tuff,
breksi, batu lempung tufan, batulanau, batupasir, dan sisipan batubara.
2.
formasi
talangkar :
berumur oligosen atas sampai miosen
bawah. Formasi talangakar diendapakan secara selaras diatas formasi lahat, yang
batuannya terdiri dari : batupasir, batupasir gampingan, batu lempung, batu
lempung pasiran dan sedikit batubara pada bagaian bawah dijumpai batupasir.
Formasi ini diendapkan pada lingkungan fluviatil sampai delta dan marin dangkal
yang menunjukkan adanya transgresi marin.
3.
formasi
batu raja :
berumur miosen bawah. Formasi ini
diendapakan secara selaras di atas formasi talang akar, yang batuannya tersusun
oleh : napal, batu gamping lempungan dan batu gamping terumbu. Batu gamping
terumbu dari formasi batu raja merupakan penghasil hidrokarbon.
4.
formasi
gumai :
berumur miosen bawah sampai miosen
tengah. Formasi gumai diendapkan secara selaras di atas formasi batu raja yang
batuannya menunjukkan ciri hasil pengendapan genang laut. Formasi ini tersususn
oleh serpih marin dengan beberapa lapisan tipis napal atau batu gamping
dibagian bawahnya.
5.
formasi
air benakat :
formasi air benakat berumur miosen
tengah diendapkan secara selaras di atas formasi gumai. Batuan penyusun ini
adalah : batulempung pasiran, batupasir glaukonitan dan kadang-kadang batupasir
gampingan
6.
formasi
muara enim :
formasi muara enim
berumur miosen atas, diendapakan secara selaras diatas formasi air benakat.
Batuan penyusun dari formasi ini adalah : batupasir tufan, batulempung pasiran
dan batubara
4.
Cekungan jawa barat utara
Daerah cekungan jawa barat utara meliputi dataran rendah
jawa barat utara ( dataran
rendah jakarta ) dan laut jawa barat utara. Daerah cekungan barat laut mencakup
beberapa cekungan tersier yang berbatasan dengan paparan Sunda terdiri dari :
Cekungan Jawa Barat, Cekungan Sunda, dan Cekungan Beliton. Daerah pegunungan
vulkanik Jawa merupakan batas sebelah selatan sedangkan daerah tinggian pulau
seribu merupakan batas struktural antara Cekungan Sunda dengan Cekungan Jawa
Barat. Daerah Jawa Barat dapat dibagi menjadi bagian daerah cekungan, yaitu :
Jati Barang, Ciputat, dan Pasir Putih.
1. Cekungan
Sunda
Dicekungan ini
batupasir formasi talang akar dalam bagian-bagian cekungan yang dalam dimulai
dengan serpih non marin, mungkin endapan danau yang dinamai banuati shale.
Formasi talang akar menutupinya sangat dalam akan tetapi menipis ataupun
menghilang kearah paparan sunda ataupun kedaerah tinggi seperti paparan pulau
seribu. Denudasi dan penurunan berlangsung terus pada musim menutupi cekungan
sunda dan mengendapkan sedimen-sedimen klastik halus penyusun formasi Cibulakan
dan formasi Dumai dengan terisinya bagian-bagian cekungan maka terbentuk suatu
permukaan endapan yang datar setelah penurunan cekungan terakhir kemudian
terjadi pengangkatan lemah yang terjadi dibagian cekungan dan kemudian
permukaan laut menurun menghasilkan endapan-endapan klastik berbutir kasar yang
merupakan penyusun formasi air benakat dan batugamping formasi parigi, setelah
susut laut kemudian terjadi genang laut utama pada akhir musim tengah yang
kemudian terjadi lagi susut laut yang menghasilkan batulempung dan batupasir
penyusun formasi cisubuh.
2. Cekungan
Jawa Barat
Cekungan di jawa
barat dimulai pada kala oligosen dan pliosen
1.
Formasi
Jati Barang
Berumur oligen,
diendapkan secara tidak selaras diatas batuan dasar yang berumur pra tesier.
Batuan penyusun terdiri dari tuff, dengan sisipan batuan beku ekstrusif dan
serpih dijumpai dibagian atas, formasi ini diendapakan pada lingkungan darat
terdiridari hasil kegiatan gunung berapi yang terjadi akibat tumbukan lempeng
benua asia dengan lempeng india australia yan ada diselatan pulau jawa.
2.
Formasi
Cibulakan
Formasi ini berumur
meosen bawah khusus bagian bawah tersusun oleh serpih dengan sisipan batulanau
karbonatan, batupasir halus sampai sangat halus, batubara dan batugamping.
3.
Formasi
Parigi
Berumur meosen
tengah sampai pleosen diendapkan tidak selaras diatas formasi cibulakan. Batuan
penyusunnya terdiri dari batugamping biocherm dan batugamping biostrom yang
mempunyai sebaran merata diseluruh cekungan.
4.
Formasi
Cisubuh
Berumur pliosen,
diendapkan selaras diatas formasi parigi, sedangkan batuan penyusunya terdiri
dari batulempung dengan sisipan tipis batupasir halus, lignit dan kerikil di
bagian atas. Seri batuan tersebut merupakan hasil pengendapan fase regresi yang
terjadi sebagai akibat pembentukan geoantiklin jawa yang ada disebelah selatan
cekungan.
CEKUNGAN MIKROBENUA DI INDONESIA TENGAH
•
Cekungan di Indonesia Tengah berhubungan dengan Fragmen Benua yang
disebut dengan Micro Continent yang
berinteraksi dengan kerak Samudra sekelilingnya sepanjang sesar geser. Tumbukan
yang mengakibatkan sesar sungkup dan imbrikasi serta terjadinya subduksi dan
obduksi yang komplek, sehingga melibatkan ophiolite.
SULAWESI
•
Cekungan Sulawesi Selatan (Kalosi Block)
Cekungan berada di atas
kerak Benua Asia, Fragmen Sulawesi Selatan ini memisahkan diri dari Kalimantan. Cekungan dalam hal ini dapat dibagi atas:
Cekungan Paleogen (sebagai Rift basin) dan Cekungan Neogen. Istilah
cekungan dalan hal ini lebih ke Cekungan Struktur dibanding cekungan
sedimenter. Cekungan sedimennya mneliputi seluruh Sulawesi Selatan, dalam hal
ini termasuk lepaspantai di selat Makasar. Lihat gambar stratigrafinya.
A. Cekungan Malawa
(Depressi Malanae)
B. Cekungan Spermonde
(Sulawesi Selatan, merupakan Carbonate shelf)
C. Cekungan Sengkang
(lingkungan Karbonat)
East Sengkang Basin
dipisahkan oleh sesar Walanae dari West
Sengkang Basin
lingkungan karbonat
D. Kompleks Kalosi-Mamuju; merupakan jalur
lipatan Sesar sungkup (thrustbelt, seperti duplex)
E. Cekungan Lariang
•
Perkembangan Tektonik Indonesia
•
Tengah ini erat hubungannya
dengan tabrakan antara Australian
Microcontinent;
•
Banggai dan Buton dengan Asian Microcontinent; Sulawesi
Selatan Tabrakan ini membentuk subduksi di bawah Sulawesi Selatan dan
menghasilkan Gunung Api Miosen-Pleistosen (Magmatik arc).
•
Cekungan Malawa merupakan Paleogen Rift basin, endapan batubara di daerah itu sebagai endapan
Syn-Rift termasuk Formasi Malawa (Toraja Fm) yang berumur Eosen.
Selanjutnya ditutupi endapan batugamping Tonasa (Makale Fm) berumur Oligosen
yang merupakan endapan transgresi.
F.Cekungan Banggai
•
(Sula-Sulawesi Timur, disebut juga Tomori Block), merupakan cekungan
Forelad basin yang dibawahi oleh Rift-drift Mesozoikum dan Banggai-Sula
(Platform), yang relatif stabil dan suatu kompleks tumbukan (Foreland
thrust / Collision Complex) disebelah baratnya.Urutan stratigrafinya khas
Benua Australia, mengingat Banggai-Sula merupakan micro continent bagian dari
Benua Australia.
•
perkembangan struktur
diperlihatkan pada gambar.
•
Struktur Imbrikasi yang nampak
sekarang
•
seperti pembahasan bahwa adanya
dugaan Cekungan Banggai merupakan belahan dari Cekungan Salawati yang telah
terseret oleh Sesar Sorong yang memisahkannya.
•
G.Percekungan Buton
•
Buton merupakan Micro Continent yang telah mengakrasi pada Pulau Muna
yang terjadi pada tahap-tahap akhir dari pertumbukan lempeng Australia-Pasific.
Sejarah tektonik Buton adalah sangat kompleks yang melahirkan beberapa cekungan
struktur. Dua cekungan struktur itu diantaranya adalah lihat gambar.
•
The East Buton
Basin: memperlihatkan struktur
kompresi
•
The Buton Straits
Basin:menghasilkan beberapa
Antiklin besar dgn pola en echelon, erat bubungannya dengan
pergeseran gaya lipatan yang sederhanya (Simple fold
style).Stratigrafinya(Gambar 60,61,62), Jura-sekarang
•
H. Busur Banda
1. Cekungan Seram:
Cekungan di atas ini berada pada Fragmen Kerak Benua Australia,
hal ini nampak pada urutan stratigrafinya, telah mengalami Rifting Transtension
dan transpression yang menghasilkan lipatan dan sesar sungkup dalam jalur
kompleks sesar geser mengiri (Left lateral strike slip zone). Antara
Sesar Sorong di utara dan Sesae Tarera-Aiduna di selatan, pada akhir Pliosen.
Aktifitas tektonik terakhir membentuk Young elongate perched thrust foreland
basins Wahai Basin
dan Bula Basin berumur Pliosen-Pleistosen yang
menutupi urutan lapisan-lapisan Mesozoikum.
2. Cekungan Tanimbar:
•
Daerah percekungan ini meliputi kepulauan Kai dan Tanimbar di bagian
timur Busur Banda,
•
Cekungan ini hasil interaksi
tektonik tumbukan dari busur-busur Banda dan tektonik regangan (extensional
tectonics) dari palung Aru dan terletak pada Pinggiran Pasif Benua
Australia-Paparan Arafuru. Urutan Cekungan Pre-Rift di zaman Paleozoikum,
Syn-Rift zaman Jura dan Passive Margin di zaman Kapur serta Drift pada zaman
Tersier dapat dikenali di sini. Aktifitas tektonik disini yang terakhir
menghasilkan cekungan yang melandai ke arah timur dan dibatasi oleh jalur sesar
sungkup lipatan Dalam cekungan ini potensi untuk minyak dan gasbumi sangat
kecil. (foldthrust belt) di sebelah barat.
3. Cekungan Timur:
•
Percekungan Timor merupakan kelanjutan dari Busur Banda, memperlihatkan
kesesuaian dengan Cekungan Tanimbar, namun lebih kompleks karena disini kerak
benua Australia dengan ujung passive marginnya bertumbukan secara frontal
dengan jalur subduksi Busur Banda. Urutan Stratigrafi Australia juga
dapat dikenali disini dan nampak dalam sesar sungkup yang sangat kompleks.
Kecil sekali diketemukan minyak dan gasbumi disini.
4. Cekungan Nusa Tenggara:
•
Sulit untuk dapat mengatakan adanya cekungan sedimen di daerah ini,
kecuali pada laut dalam di belakang maupun dimuka kepulauan mulai dari Bali
sampai Sumba. Busur kepulauan ini merupakan
jalur Magmatisme dengan kecil kemungkinan didapatkannya minyak dan gasbumi.
CEKUNGAN
DI INDONESIA
TIMUR
1.
Cekungan di Perisai Sahul
Cekungan di Perisai Sahul (di atas Kerak Benua Australia).
Stratigrafi Cekungan ini ditandai adanya Ketidakselarasan antara Cekungan Pre-Rift
(Paleozoikum), Syn-Rift (Jura Awal), Passive margin (Jura
Akhir-Kapur Akhir) dan Continent-arc Collision related Fore-land Basins dan Strike-Slip
related Basins.
2.
Bagian
utama Irian Jaya
Merupakan Pinggiran Benua
Australia
yang sejak Trias bergerak ke utara dan ini sebenarnya merupakan Passive
margin, dengan lempeng Samudra di depannya membentuk subduksi
terhadap lempeng Pasific. Pada saat jalur subduksi yang terus menerus
mengkomsumsi Lempeng Samudra Australia
bertumbukan dengan kerak benua Australia
pada Awal Tersier.
•
mengakibatkan Lempeng Samudra Pasific tertekukkan ke atas dan
menghasilkan Obduksi, sedang lapisan-lapisan Paleozoic-Mesozoic serta lapisan
Tersier terlipat kuat membentuk sesar naik dan sungkup ke arah selatan yang sering disebut dengan Papua
Foldthrust Belt, Sementara Foreland-basins terbentuk didepan Paparan
Australia, Hinterland basin dibelakang Pegunungan lipatan tersebut.
Lapisan sedimen yang terlipat ketat karena pertumbukan Collision ini
disebut Suture. Masalah di sini makin dipersulit dengan adanya sesar geser di jalur Pegunungan
tersebut.
A.
Suture related basins
1. Cekungan Akimeugah (Foreland
basins). Di selatan Irian Jaya
2. Cekungan Mamberano (Foredeep
basin). Di utara Irian Jaya
3. Cekungan di Paparan Australia Utara (Timor
Gap), merupakan cekungan Rift basin
dan Passive margin pada Pra-Tersier
4. Kepada Burung Irian Jaya
B.
Strike-slip related basin
1. Cekungan Salawati
Cekungan ini berhubungan
dengan Sesar Geser Sorong,yang membentuk asimetri, ada dugaan bahwa Cekungan
Salawati ini merupakan bahagian terpotong dari Cekungan Banggai.
2. Cekungan Bintuni
Pada Cekungan ini
terbukti batuan Pra- Tersier menghasilkan Gas, bukan merupakan bessement, Gas
ditemukan pada batuan umur Jura. Stratigrafi Pra-Tersier. Cekungan ini
diduga terbentuk karena sesar geser yang
menghasilkan Transpressional struktur sesar sungkup dari Jakur Lengguru pada
penampang berbentuk asimetri.
•
Cekungan-cekungan yang terbentuk karena pengaruh Sesar Geser Sorong
(Sorong Fault Zone), berbentuk Half Graben, Cekungan
Banggai merupakan belahan dari cekungan Salawati yang telah ditransport
beberapa ribu Km, ke arah Barat pada zaman Tersier. Urutan Pre-Rift,
Syn-Rift dan Passive-margin, serta terakhir Drift
dapat dikenali pada kedua cekungan ini. Transpressional
pada akhir Tersier telah menghasilkan ribuan meter sedimen klastik yang
berpotensi untuk minyak dan Gasbumi
dapus nya gk ad min??
BalasHapustolong donk,tks