Rabu, 23 Januari 2013

CEKUNGAN INDONESIA TIMUR


CEKUNGAN INDONESIA TIMUR


  1. Peninjauan Geologi
beberapa cekungan mesozoic yang kesemuanya terletak di wilayah Indonesia Timur Antara Lain yang terbagi atas
-          Cekungan di perisai sahul
-          Bagian Utama Irian jaya
-          Busur banda
terbentuk dikarenakan rifting sejak zaman Dinosaurus dulu ..Jadi kalo sejak Paleocene and younger mereka udah relative stabil in the forms of passive margins maka memang cocok untuk secondary exploration target ,ini karena top sealsnya bagus dan padat.. Itulah mangkanya cebakan / trap yang terbentuk kebanyakan bukan bersifat struktural karena masa2 tektonik intensif udah berlalu sebelum sedimen si passive margin terendapkan.

B. Penjelasan Cekungan Wilayah Timur Indonesia

I.  Cekungan di Perisai Sahul

Cekungan di Perisai Sahul (di atas Kerak Benua Australia). Stratigrafi Cekungan ini ditandai adanya Ketidakselarasan antara Cekungan Pre-Rift (Paleozoikum), Syn-Rift (Jura Awal), Passive margin (Jura Akhir-Kapur Akhir) dan Continent-arc Collision related  Fore-land Basins dan Strike-Slip related Basins

II. Bagian utama Irian Jaya
Merupakan Pinggiran Benua Australia yang sejak Trias bergerak ke utara dan ini sebenarnya merupakan Passive margin, dengan lempeng Samudra di depannya membentuk subduksi terhadap lempeng Pasific. Pada saat jalur subduksi yang terus menerus mengkomsumsi Lempeng Samudra Australia bertumbukan dengan kerak benua Australia pada Awal Tersier. mengakibatkan Lempeng Samudra Pasific tertekukkan ke atas dan menghasilkan Obduksi, sedang lapisan-lapisan Paleozoic-Mesozoic serta lapisan Tersier terlipat kuat membentuk sesar naik dan sungkup ke arah selatan  yang sering disebut dengan Papua Foldthrust Belt, Sementara Foreland-basins terbentuk didepan Paparan Australia, Hinterland basin dibelakang Pegunungan lipatan tersebut. Lapisan sedimen yang terlipat ketat karena pertumbukan Collision ini disebut Suture. Masalah di sini makin dipersulit  dengan adanya sesar geser di jalur Pegunungan tersebut.

A. Suture related basins
1. Cekungan Akimeugah (Foreland basins). Di selatan Irian Jaya
2. Cekungan Mamberano (Foredeep basin). Di utara Irian Jaya
3. Cekungan di Paparan Australia Utara (Timor Gap), merupakan cekungan Rift basin    dan Passive margin pada Pra-Tersier
 4. Kepada Burung Irian Jay

B. Strike-slip related basin


  1. Cekungan Salawati
Cekungan ini berhubungan dengan Sesar Geser Sorong,yang membentuk asimetri, ada dugaan bahwa Cekungan Salawati ini merupakan bahagian terpotong dari Cekungan Banggai. Cekungan Selawati yang terletak di bagian barat kepala burung Irian Jaya atau di daerah Dobberai (Vogelkop) Peninsula, terbentuk pada kala Miosen Atas atau sekitar 10 juta tahun yl. Akibat adanya “oblique subduction” antara Lempeng Australia dengan Lempeng Pasific. Sebelum itu daerah ini merupakan suatu paparan karbonat yang diberi nama Paparan Ayamaru yang merupakan bagian dari kerak benua Australia.

Sejarah sedimentasi Cekungan salawati

Sejarah sedimentasi yang teramati dimulai dari umur 35-32,5 juta tahun (Oligosen Bawah) dengan terbentuknya endapan karbonat New Guinea Limestone (NGL) di lingkungan Neritik Dalam-Tengah (20 – 60 meter) dan proses pengendapannya berlangsung dalam fasa trangresi separti yang terlihat dari hubungan antara eustatik dengan paleobatometri. Kemudian mulai dari umur 32,5-30 juta tahun (Oligosen Bawah-Atas) pengendapan endapan karbonat NGL masih terus berlangsung dalam fasa regresi (yang diperlihatkan dengan adanya “sea level drop” dan pendangkalan paleobatimetri) dan kemudian kelompok batugamping ini terangkat ke permukaan pada umur 30 juta tahun yang mana pengangkatan (uplift) ini diperlihatkan dengan bertambah kecilnya laju penurunan tektonik (tectonic subsidence).
Terjadinya pengangkatan (uplift), ini ada hubungannya dengan terjadinya “oblique collision” antara Lempeng Australia dengan “Sepic Arc “. Dengan demikian akibat dari tumbukan ini selain mengakibatkan oengangkatan (Visser dan Hermes, 1982 ; Froidevaux, 1977 ; Brash 1991) juga mengakibatkan terjadinya “sea Level drop” (Lunt dan Djaafar , 1991).

Proses tumbukan ini terus berlangsung hingga umur 15 juta tahun dan muali dari 30 juta tahun hingga 15 juta tahun (Oligosen Bawah./Atas-Miosen Tengah bagian bawah) seluruh Kelompok Batugamping New Guinea tersingkap di permukaan dan tererosei. Selama masa ini muka air laut purba naik kembali.
Mulai dari umur 15-10 juta tahun (Miosen Tangah bagian bawah-Miosen Atas bagian bawah ) terbentuk Formasi Kais tipe terumbu (Robinson & Soedirdja, 1986) di lingkungan Neritik Dalam-Tengah (!0-35 meter) dan Formasi Klasafet serta Formasi Klasaman bagian di lingkungan Neritik Tengah (35-60 meter), Selama ini muka air laut menurun, kedalaman paleobatimetri bertambah dan laju penurunan tektonik meningkat dan penigkatan in berhubungan dengan terjadinya”oblique subduction” antara Lempeng Australia dengan Lempeng Pasifik. Dari umur 10-2,5 juta tahun (Miosen Atas bagian bawah-Pliosen) pertumbuhan Formasi Kais tipe terumbu (Robinson dan Soedirdja, 1986) di sumur PY001 dan pembentukan Formasi Klasafet berakhir yaitu masing-masing pada umur 8,9 juta tahun (Miosen Atas) dan 7,6 juta tahun ( Miosen Atas) dan di gantikan dengan terbentuknya Formasi Klasaman yang tebal. Selama masa ini muka air laut purba naik umur 5 juta tahun dan menurun kembali hingga umur 2,5, juta tahun dengan kedalaman paleobatimetri yang relatif bertambah besar dan terjadinya peningkatan laju penurunan tektonik.
Dari adanya peningkatan laju penurunan tektonik disimpulkan bahwa awal pembentukan Cekungan Salawati dan juga aktivitas Sesar Sorong dimulai dari umur 10 juta tahun hingga 2,5 juta tahun, selama berlangsungnya proses :oblique subduction” antara Lempeng Australia dengan Lempeng Pasifik.
. Selama masa ini muka air laut purba meningkat kembali, kedalaman paleobatimetri berkurang dan laju penurunan tektonik juga berkurang. Hal ini menandakan bahwa aktivitas Sesar Sorong masih terus berlangsung yang mana akibat dari aktivitas tersebut menimbulkan pengangkatan dan penrunan separti yang terlihat di TBH09. Aktivitas Sesar Sorong ini diduga ada hubungannya dengan terjadinya “oblique collision” nantara Lempeng Australia dengan bagian dari “ Sunda trench dan Banda Forearc “ yang berlangsung hingga sekarang.

2.  Cekungan Bintuni
Pada Cekungan ini terbukti batuan Pra- Tersier menghasilkan Gas, bukan merupakan bessement, Gas ditemukan pada batuan umur Jura. Stratigrafi Pra-Tersier. Cekungan ini diduga terbentuk  karena sesar geser yang menghasilkan Transpressional struktur sesar sungkup dari Jakur Lengguru pada penampang berbentuk asimetri.
Cekungan-cekungan yang terbentuk karena pengaruh Sesar Geser Sorong (Sorong Fault Zone), berbentuk Half Graben, Cekungan Banggai merupakan belahan dari cekungan Salawati yang telah ditransport beberapa ribu Km, ke arah Barat pada zaman Tersier. Urutan Pre-Rift, Syn-Rift dan Passive-margin, serta terakhir Drift dapat dikenali pada kedua cekungan ini. Transpressional pada akhir Tersier telah menghasilkan ribuan meter sedimen klastik yang berpotensi untuk minyak dan Gasbumi
III. Busur Banda

1.            Cekungan Seram
   Cekungan di atas ini berada pada Fragmen Kerak Benua Australia, hal ini nampak pada urutan stratigrafinya, telah mengalami Rifting Transtension dan transpression yang menghasilkan lipatan dan sesar sungkup dalam jalur kompleks sesar geser mengiri (Left lateral strike slip zone). Antara Sesar Sorong di utara dan Sesae Tarera-Aiduna di selatan, pada akhir Pliosen. Aktifitas tektonik terakhir membentuk Young elongate perched thrust foreland basins Wahai Basin dan Bula Basin berumur Pliosen-Pleistosen yang menutupi urutan lapisan-lapisan Mesozoikum.

2.            Cekungan Tanimbar
Daerah percekungan ini meliputi kepulauan Kai dan Tanimbar di bagian timur Busur Banda, Cekungan ini hasil interaksi tektonik   tumbukan dari busur-busur Banda dan tektonik regangan (extensional tectonics) dari palung Aru dan terletak pada Pinggiran Pasif Benua Australia-Paparan Arafuru. Urutan Cekungan Pre-Rift di zaman Paleozoikum, Syn-Rift zaman Jura dan Passive Margin di zaman Kapur serta Drift pada zaman Tersier dapat dikenali di sini. Aktifitas tektonik disini yang terakhir menghasilkan cekungan yang melandai ke arah timur dan dibatasi oleh jalur sesar sungkup lipatan Dalam cekungan ini potensi untuk minyak dan gasbumi sangat kecil. (foldthrust belt) di sebelah barat.
3.            Cekungan Timur
Percekungan Timor merupakan kelanjutan dari Busur Banda, memperlihatkan kesesuaian dengan Cekungan Tanimbar, namun lebih kompleks karena disini kerak benua Australia dengan ujung passive marginnya bertumbukan secara frontal dengan jalur subduksi Busur Banda. Urutan Stratigrafi Australia juga dapat dikenali disini dan nampak dalam sesar sungkup yang sangat kompleks. Kecil sekali diketemukan minyak dan gasbumi disini.

4.            Cekungan Nusa Tenggara
Sulit untuk dapat mengatakan adanya cekungan sedimen di daerah ini, kecuali pada laut dalam di belakang maupun dimuka kepulauan mulai dari Bali sampai Sumba. Busur kepulauan ini merupakan jalur Magmatisme dengan kecil kemungkinan didapatkannya minyak dan gasbumi.




CEKUNGAN DI INDONESIA BAGIAN BARAT


CEKUNGAN DI INDONESIA BAGIAN BARAT
Pembentukan diKawasan ini tidak terlepas dari perkembangan tektonik lempeng dari Benua Asia. Taponieret al(1990) memperkenalkan apa yang Disebut dengan Extrusi dari Kerak Benua Sunda yang berasal dari Benua Asia yang terperas kearah tenggara melalui sesar-sesar geser besar sebagai akibat dari tabrakan Anak benua India terhadap Benua Asia dan menyebabkan terbentuknya Pegunungan Himalaya. Interaksi Anak benua Sunda dengan lempeng Samudra Hindia-Australia ini mempengaruhi pembentukan Cekungan Tersier diIndonesia Barat. Cekungan diIndonesia bagian barat, dikawasan ni batuan PraTersier umumnya bersifat batuan beku dan metamorfik dan disepakati merupakan batuan dasar dari cekungan yang berada secara tidakselaras diatasnya. Oleh sebab itu pembahasan cekungan dikawasan Indonesia bagian barat hanyalah CekunganTersier.
1.      Cekungan sumatra utara
      cekungan sumatra utara dan penerusnya cekungan aceh terbentuk pada awal zaman tersier, pengendapan yang terjadi di dalam cekungan berlangsung secara menerus dari kala eosen sampai pliosen yang diawali dengan pengendapan non marin.cekungan ini di kontrol oleh adanya sesar – sesar bongkah ( sesar graben ). Selama miosen tengah sebagaian besar dari cekungan digenangi oleh air laut sehingga menghasilkan pengendapan serpih baong. Pada akhir miosen tengah pegunungan barisan terangkat yang kemudian berfingsi sebagai daerah sumber material klastik dari cekungan sumatra utara yang menghasilkan formasi keutapang, formasi seurela dan pada pliosen atas diendapakanya formasi julurayeu yang terdiri dari batuan-batuan sedimen  salah satu lapangan gas terbesar yang ada pada cekungan ini adalah lapangan gas arun yang berproduksi dari formasi batugamping arun sedangkan produksi minyak terutama berasal dari formasi keutapang dan lapisan–lapaisan batu pasir dari anggota baong tengah.
2. Cekungan sumatra tengah
      Stratigrafi umum dari cekungan sumatra tengah adalah sebagai berikut :
1.      formasi pematang
            berumur oligosen sampai miosen awal formasi ini menutupi batuan dasar secara tidak selaras yang batuannya terdiri dari : konglomerat, batupasir dan lempung.
     
3. Cekungan sumatra selatan
        Stratigrafi umum dari cekungan sumatra selatan adalah sebagai berikut :
1.      formasi lahat :
            berumur eosen sampai miosen bawah. Formasi ini diendapkan secara tidak selaras diatas batuan dasar yang berumur pra tersier batuan penyusun dari formasi lahat terutama terdiri dari tuff, breksi, batu lempung tufan, batulanau, batupasir, dan sisipan batubara.
2.      formasi talangkar :
            berumur oligosen atas sampai miosen bawah. Formasi talangakar diendapakan secara selaras diatas formasi lahat, yang batuannya terdiri dari : batupasir, batupasir gampingan, batu lempung, batu lempung pasiran dan sedikit batubara pada bagaian bawah dijumpai batupasir. Formasi ini diendapkan pada lingkungan fluviatil sampai delta dan marin dangkal yang menunjukkan adanya transgresi marin.
3.      formasi batu raja :
            berumur miosen bawah. Formasi ini diendapakan secara selaras di atas formasi talang akar, yang batuannya tersusun oleh : napal, batu gamping lempungan dan batu gamping terumbu. Batu gamping terumbu dari formasi batu raja merupakan penghasil hidrokarbon.
4.      formasi gumai :
            berumur miosen bawah sampai miosen tengah. Formasi gumai diendapkan secara selaras di atas formasi batu raja yang batuannya menunjukkan ciri hasil pengendapan genang laut. Formasi ini tersususn oleh serpih marin dengan beberapa lapisan tipis napal atau batu gamping dibagian bawahnya.



5.      formasi air benakat :
            formasi air benakat berumur miosen tengah diendapkan secara selaras di atas formasi gumai. Batuan penyusun ini adalah : batulempung pasiran, batupasir glaukonitan dan kadang-kadang batupasir  gampingan
6.      formasi muara enim :
                        formasi muara enim berumur miosen atas, diendapakan secara selaras diatas formasi air benakat. Batuan penyusun dari formasi ini adalah : batupasir tufan, batulempung pasiran dan batubara
      4. Cekungan jawa barat utara
            Daerah cekungan jawa barat utara meliputi dataran rendah jawa barat utara           ( dataran rendah jakarta ) dan laut jawa barat utara. Daerah cekungan barat laut mencakup beberapa cekungan tersier yang berbatasan dengan paparan Sunda terdiri dari : Cekungan Jawa Barat, Cekungan Sunda, dan Cekungan Beliton. Daerah pegunungan vulkanik Jawa merupakan batas sebelah selatan sedangkan daerah tinggian pulau seribu merupakan batas struktural antara Cekungan Sunda dengan Cekungan Jawa Barat. Daerah Jawa Barat dapat dibagi menjadi bagian daerah cekungan, yaitu : Jati Barang, Ciputat, dan Pasir Putih.
1.      Cekungan Sunda
Dicekungan ini batupasir formasi talang akar dalam bagian-bagian cekungan yang dalam dimulai dengan serpih non marin, mungkin endapan danau yang dinamai banuati shale. Formasi talang akar menutupinya sangat dalam akan tetapi menipis ataupun menghilang kearah paparan sunda ataupun kedaerah tinggi seperti paparan pulau seribu. Denudasi dan penurunan berlangsung terus pada musim menutupi cekungan sunda dan mengendapkan sedimen-sedimen klastik halus penyusun formasi Cibulakan dan formasi Dumai dengan terisinya bagian-bagian cekungan maka terbentuk suatu permukaan endapan yang datar setelah penurunan cekungan terakhir kemudian terjadi pengangkatan lemah yang terjadi dibagian cekungan dan kemudian permukaan laut menurun menghasilkan endapan-endapan klastik berbutir kasar yang merupakan penyusun formasi air benakat dan batugamping formasi parigi, setelah susut laut kemudian terjadi genang laut utama pada akhir musim tengah yang kemudian terjadi lagi susut laut yang menghasilkan batulempung dan batupasir penyusun formasi cisubuh.
2.      Cekungan Jawa Barat
Cekungan di jawa barat dimulai pada kala oligosen dan pliosen
1.      Formasi Jati Barang
Berumur oligen, diendapkan secara tidak selaras diatas batuan dasar yang berumur pra tesier. Batuan penyusun terdiri dari tuff, dengan sisipan batuan beku ekstrusif dan serpih dijumpai dibagian atas, formasi ini diendapakan pada lingkungan darat terdiridari hasil kegiatan gunung berapi yang terjadi akibat tumbukan lempeng benua asia dengan lempeng india australia yan ada diselatan pulau jawa.
2.      Formasi Cibulakan
Formasi ini berumur meosen bawah khusus bagian bawah tersusun oleh serpih dengan sisipan batulanau karbonatan, batupasir halus sampai sangat halus, batubara dan batugamping.
3.      Formasi Parigi
Berumur meosen tengah sampai pleosen diendapkan tidak selaras diatas formasi cibulakan. Batuan penyusunnya terdiri dari batugamping biocherm dan batugamping biostrom yang mempunyai sebaran merata diseluruh cekungan.




4.        Formasi Cisubuh
Berumur pliosen, diendapkan selaras diatas formasi parigi, sedangkan batuan penyusunya terdiri dari batulempung dengan sisipan tipis batupasir halus, lignit dan kerikil di bagian atas. Seri batuan tersebut merupakan hasil pengendapan fase regresi yang terjadi sebagai akibat pembentukan geoantiklin jawa yang ada disebelah selatan cekungan.

CEKUNGAN MIKROBENUA DI INDONESIA TENGAH
         Cekungan di Indonesia Tengah berhubungan dengan Fragmen Benua yang disebut dengan Micro Continent  yang berinteraksi dengan kerak Samudra sekelilingnya sepanjang sesar geser. Tumbukan yang mengakibatkan sesar sungkup dan imbrikasi serta terjadinya subduksi dan obduksi yang komplek, sehingga melibatkan ophiolite.
SULAWESI
         Cekungan Sulawesi Selatan (Kalosi Block)
Cekungan berada di atas kerak Benua Asia, Fragmen Sulawesi Selatan ini memisahkan diri dari Kalimantan. Cekungan dalam hal ini dapat dibagi atas: Cekungan Paleogen (sebagai Rift basin) dan Cekungan Neogen. Istilah cekungan dalan hal ini lebih ke Cekungan Struktur dibanding cekungan sedimenter. Cekungan sedimennya mneliputi seluruh Sulawesi Selatan, dalam hal ini termasuk lepaspantai di selat Makasar. Lihat gambar stratigrafinya.
A. Cekungan Malawa (Depressi Malanae)
B. Cekungan Spermonde (Sulawesi Selatan, merupakan Carbonate shelf)
C. Cekungan Sengkang (lingkungan Karbonat)
 East Sengkang Basin dipisahkan oleh sesar Walanae dari West Sengkang Basin lingkungan karbonat
 D. Kompleks Kalosi-Mamuju; merupakan jalur lipatan Sesar sungkup (thrustbelt, seperti duplex)
 E. Cekungan Lariang
         Perkembangan Tektonik Indonesia
          Tengah ini erat hubungannya dengan  tabrakan antara Australian Microcontinent;
         Banggai dan Buton dengan Asian Microcontinent; Sulawesi Selatan  Tabrakan ini membentuk  subduksi di bawah Sulawesi Selatan dan menghasilkan Gunung Api Miosen-Pleistosen (Magmatik arc).
         Cekungan Malawa merupakan Paleogen Rift basin,  endapan batubara di daerah itu sebagai endapan Syn-Rift termasuk Formasi Malawa (Toraja Fm) yang berumur Eosen. Selanjutnya ditutupi endapan batugamping Tonasa (Makale Fm) berumur Oligosen yang merupakan endapan transgresi.
F.Cekungan Banggai
         (Sula-Sulawesi Timur, disebut juga Tomori Block), merupakan cekungan Forelad basin yang dibawahi oleh Rift-drift Mesozoikum dan Banggai-Sula (Platform), yang relatif stabil dan suatu kompleks tumbukan (Foreland thrust / Collision Complex) disebelah baratnya.Urutan stratigrafinya khas Benua Australia, mengingat Banggai-Sula merupakan micro continent bagian dari Benua Australia.
          perkembangan struktur diperlihatkan pada gambar.
          Struktur Imbrikasi yang nampak sekarang
          seperti pembahasan bahwa adanya dugaan Cekungan Banggai merupakan belahan dari Cekungan Salawati yang telah terseret oleh Sesar Sorong yang memisahkannya.
         G.Percekungan Buton
         Buton merupakan Micro Continent yang telah mengakrasi pada Pulau Muna yang terjadi pada tahap-tahap akhir dari pertumbukan lempeng Australia-Pasific. Sejarah tektonik Buton adalah sangat kompleks yang melahirkan beberapa cekungan struktur. Dua cekungan struktur itu diantaranya adalah lihat gambar.
         The East Buton Basin: memperlihatkan struktur kompresi
         The Buton Straits Basin:menghasilkan beberapa Antiklin besar dgn pola en echelon, erat bubungannya dengan pergeseran  gaya lipatan yang sederhanya (Simple fold style).Stratigrafinya(Gambar 60,61,62), Jura-sekarang
         H. Busur Banda
1. Cekungan Seram:
      Cekungan di atas ini berada pada Fragmen Kerak Benua Australia, hal ini nampak pada urutan stratigrafinya, telah mengalami Rifting Transtension dan transpression yang menghasilkan lipatan dan sesar sungkup dalam jalur kompleks sesar geser mengiri (Left lateral strike slip zone). Antara Sesar Sorong di utara dan Sesae Tarera-Aiduna di selatan, pada akhir Pliosen. Aktifitas tektonik terakhir membentuk Young elongate perched thrust foreland basins Wahai Basin dan Bula Basin berumur Pliosen-Pleistosen yang menutupi urutan lapisan-lapisan Mesozoikum.
2. Cekungan Tanimbar:
         Daerah percekungan ini meliputi kepulauan Kai dan Tanimbar di bagian timur Busur Banda,
          Cekungan ini hasil interaksi tektonik tumbukan dari busur-busur Banda dan tektonik regangan (extensional tectonics) dari palung Aru dan terletak pada Pinggiran Pasif Benua Australia-Paparan Arafuru. Urutan Cekungan Pre-Rift di zaman Paleozoikum, Syn-Rift zaman Jura dan Passive Margin di zaman Kapur serta Drift pada zaman Tersier dapat dikenali di sini. Aktifitas tektonik disini yang terakhir menghasilkan cekungan yang melandai ke arah timur dan dibatasi oleh jalur sesar sungkup lipatan Dalam cekungan ini potensi untuk minyak dan gasbumi sangat kecil. (foldthrust belt) di sebelah barat.

3. Cekungan Timur:
         Percekungan Timor merupakan kelanjutan dari Busur Banda, memperlihatkan kesesuaian dengan Cekungan Tanimbar, namun lebih kompleks karena disini kerak benua Australia dengan ujung passive marginnya bertumbukan secara frontal dengan jalur subduksi Busur Banda. Urutan Stratigrafi Australia juga dapat dikenali disini dan nampak dalam sesar sungkup yang sangat kompleks. Kecil sekali diketemukan minyak dan gasbumi disini.
4. Cekungan Nusa Tenggara:
         Sulit untuk dapat mengatakan adanya cekungan sedimen di daerah ini, kecuali pada laut dalam di belakang maupun dimuka kepulauan mulai dari Bali sampai Sumba. Busur kepulauan ini merupakan jalur Magmatisme dengan kecil kemungkinan didapatkannya minyak dan gasbumi.

CEKUNGAN DI INDONESIA TIMUR
1.      Cekungan di Perisai Sahul
Cekungan di Perisai Sahul (di atas Kerak Benua Australia). Stratigrafi Cekungan ini ditandai adanya Ketidakselarasan antara Cekungan Pre-Rift (Paleozoikum), Syn-Rift (Jura Awal), Passive margin (Jura Akhir-Kapur Akhir) dan Continent-arc Collision related  Fore-land Basins dan Strike-Slip related Basins.
2.      Bagian utama Irian Jaya
Merupakan Pinggiran Benua Australia yang sejak Trias bergerak ke utara dan ini sebenarnya merupakan Passive margin, dengan lempeng Samudra di depannya membentuk subduksi terhadap lempeng Pasific. Pada saat jalur subduksi yang terus menerus mengkomsumsi Lempeng Samudra Australia bertumbukan dengan kerak benua Australia pada Awal Tersier.
         mengakibatkan Lempeng Samudra Pasific tertekukkan ke atas dan menghasilkan Obduksi, sedang lapisan-lapisan Paleozoic-Mesozoic serta lapisan Tersier terlipat kuat membentuk sesar naik dan sungkup ke arah selatan  yang sering disebut dengan Papua Foldthrust Belt, Sementara Foreland-basins terbentuk didepan Paparan Australia, Hinterland basin dibelakang Pegunungan lipatan tersebut. Lapisan sedimen yang terlipat ketat karena pertumbukan Collision ini disebut Suture. Masalah di sini makin dipersulit  dengan adanya sesar geser di jalur Pegunungan tersebut.
A. Suture related basins
1. Cekungan Akimeugah (Foreland basins). Di selatan Irian Jaya
2. Cekungan Mamberano (Foredeep basin). Di utara Irian Jaya
3. Cekungan di Paparan Australia Utara (Timor Gap), merupakan cekungan Rift basin   dan Passive margin pada Pra-Tersier
 4. Kepada Burung Irian Jaya
B. Strike-slip related basin
1. Cekungan Salawati
Cekungan ini berhubungan dengan Sesar Geser Sorong,yang membentuk asimetri, ada dugaan bahwa Cekungan Salawati ini merupakan bahagian terpotong dari Cekungan Banggai.
2. Cekungan Bintuni
Pada Cekungan ini terbukti batuan Pra- Tersier menghasilkan Gas, bukan merupakan bessement, Gas ditemukan pada batuan umur Jura. Stratigrafi Pra-Tersier. Cekungan ini diduga terbentuk  karena sesar geser yang menghasilkan Transpressional struktur sesar sungkup dari Jakur Lengguru pada penampang berbentuk asimetri.
         Cekungan-cekungan yang terbentuk karena pengaruh Sesar Geser Sorong (Sorong Fault Zone), berbentuk Half Graben, Cekungan Banggai merupakan belahan dari cekungan Salawati yang telah ditransport beberapa ribu Km, ke arah Barat pada zaman Tersier. Urutan Pre-Rift, Syn-Rift dan Passive-margin, serta terakhir Drift dapat dikenali pada kedua cekungan ini. Transpressional pada akhir Tersier telah menghasilkan ribuan meter sedimen klastik yang berpotensi untuk minyak dan Gasbumi