Selasa, 08 Oktober 2013

Feldspar


FELDSPAR

Geologi

            Felspar merupakan mineral pembentuk batuan utama dan terdapat paling banyank didalam kerak bumi saperti batuan metamorf. Komposisi felspar dalam kerak bumi berkisar antara 50 – 60 %. Berdasarkan keterdapatannya endapan felspar dapat dikelompokan menjadi tiga jenis, yaitu :
a.       felspar primer;
b.      felspar diagenetik;
c.       felspar alluvial.
            Setiap jenis endapan felspar mempunyai karakteristik yang berbeda–beda. Felspar primer terdapat dalam batuan granit, felspar diagenetik terdapat dalam batuan sediment piroklastik, sedangkan felspar alluvial terdapat dalam  batuan yang telah mengalami metamorfosa. Dari seluruh jenis felspar diatas, yang dikenal memiliki nilai ekonomis adalah felspar yang berasal dari batuan asam.

Genesa 

            Felspar primer terbentuk dari prosese kristalisasi pada fasa pembekuan magma bersifat asam dengan kadar silika (SiO2) dan kadar alkali (K, Na) yang tinggi. Keterdapatan mineral felspar jenis ini berkaitan erat dengan daerah sebaran batuan granit pegmatit berupa urat atau tersebar sebagai komponen utama bertekstur kasar dalam batuan granit pegmatit. Felspar primer adalah felspar komersial kerana mempunyai kadar total alkali yang tinggi (K2O + Na2O > 10 %). Sebaliknya felspar kalsium (Ca) yang tidak memiliki nilai ekonomis berasal dari batuan basa (gabro) dan anortosit.
            Felspar diagenetik terbentuk karena proses diagenesa dari sediment piroklastik halus bersifat asam (riolitik) yang terendapkan dalam lingkungan air lakustrin dan umumnya berasosiasi dengan cekungan sediment tersier. Keberadaan endapan felspar jenis ini sering ditemukan bersama – sama dengan endapan bentonit atau zeolit denga kadar total alkali (K2O + Na2O) yang rendah yaitu sekitar 5 %.
            Felspar alluvial terjadi dari hasil rombakan batuan granit dan batuan asam lainnya dengan kadar total alkali (K2O + Na2O) sekitar 5 – 10 %. Felspar diagenetik dan felspar alluvial umumnya banyak mengandung minral ikutan seperti mika (muskovit, biotit), hematite, tourmaline, garnt, kuarsa bebas dan lain – lain.

Mineralogi

            Felspar adalah mineral alumina silikat anhidrat yang berasosiasi dengan unsur – unsur kalium (K), natrium(Na) dan kalsium (Ca) dalam perbandingan yang beragam. Berdasarkan kandungan unsur - unsur tersebut, secara mineralogy felspar dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok mineral, yaitu:
  1. alkali feldspar;
  2. plagioklas.
 Kelompok – kelompok felspar tersebut dapat divisualisasikan dalam bentuk segitiga hubungan antara K-Na-Ca. Kelompok alkali felspar adalah:
1.      Sanidin, Ortoklas, Adularia sebagai kalium-natrium feldspar,
2.      Anortoklas dan Mikroklin sebagai natrium-kalium felspar.
Masing – masing mineral tersebut mempunyai system kristal yang berbeda, yaitu ortoklas mempunyai system kristal monoklin, dan mikroklin mempunyai system kristal triklin.
            Kelompok felspar plagioklas diklasifikasikan mulai dari albit (natrim feldspar) dengan komposisi Na : Ca sekitar 9 : 1 hingga anortit (kalsium feldspar)dengan komposisi Na : Ca sekitar 1 : 9. Sebaliknya kombinasi unsur - unsur K dengan Ca tidak pernah terjadi. Anggota dari plagioklas peldsfar adalah:
1.      Anortit
2.      Bitownit
3.      Labradorit
4.      Andesine
5.      Oligoklas
6.      Albit
            Seluruh jenis felspar umumnya mempunyai sifat fisik yang hampir sama, yaitu nilai kekerasan sekitar 6 – 6,5 skala mohs dan berat jenisnya sekitar 2,4 – 2,8 gr/ml, sedangkan warna bervariasi mulaidari putih keabu – abuan, merah jambu, coklat, kuning, dan hijau. System Kristal dari plagioklas adalah triklin.
            Berdasarkan komposisi kimia, felspar mempunyai rumus umum MZ2O8 adalah kation – kation K+, Na+, atau Ca2+, kadang – kadang ada juga Ba+ dan NH4+. Komponen Z adalah kation – kation A13+ dan Si4+, tetapi sebagian digantikan oleh Fe3+. Dengan demikian berdasarkan keterangan pada gambar 1, maka komposisi kimia felspar murni adalah seperti pada table.
            Di alam sulit ditemukan felspar ideal. Hampir semua kalium felspar mengandung unsur natrium baik terinklusi atau interlock dengan albit yang disebut felspar partitik. Demikian juga albit selalu mengandung sejumlah kecil campuran unsur kalium dan kalsium. Sebaliknya anortit (Ca – feldspar) tidak pernah berasosiasi dengan unsur kalium. Felspar partitik dan felspar albit adalah felspar komersial.
            Untuk membedakan alkali felspar dari felspar plagioklas dapat dilakukan dengan teknik pengujian cara kimia dan fisika. Cara kimia dilakukan dengan dengan menggunakan asam flurida serta larutan natrium kobaltitrit, dan dengan batntuan mikroskop akan teralihat permukaan felspar plagioklas berwarna merah. Cara ini sering disebut dengan teknik staining (pewarnaan). Kemudian cara fisika dilakukan dengan menggunakan cara difraksi sinar – x.

Lokasi endapan

            Hasil penyelidikan menunjukan bahwa lokasi endapan felspar yang poternsial tersebar hamper di seluruh Indonesia. Bentuk endapannya berbeda dari satu daerah dengan daerah yang lainnya. Seperti endapan berbentuk batuan atau berbentuk pasir yang sebagian besar mengandung feldspar, kuarsa, mika (muskovit, biotit), hematite dan lain – lain. Beberapa lokasi telah dipetakan, namun masih banyak juga lokasi yang belum dipetakan. Daerah – daerah lokasi endapan felspar yang telah diketahui antara lain : Kendawi, Rikitgaib, Blangkejeran, Tapak tuan (Aceh), Pantai Timur, Prapat (Sumatra Utara); Siberida – indragiri Hulu, Kampar (Riau); Lundan – Pasaman, Sulit Air – Solok (Sumatra Barat; Rejang Lebong (Bengkulu); Way porbian , Way buha (Lampung); Sayan – Sintang, Bonti – Sangau (Kalimantan Barat); Cikembar – Sukabumi (Jawa Barat); Trenggelek, Blitar, Ponorogo (Jawa Timur); Ae Bara – Wolowaru (Flores Timur); Baidu – Tapa _ gorontalo (Sulawesi Utara); Donggala (Sulawesi Tenggara); Maros (Sulawesi Selatan); Ponto – Pulau Saparua (Maluku).

Cadangan

            Menurut hasil penyelidikan yang dilakukan oleh Direktorat Sumberdaya Mineral, Indonesia mempunyai potensi dan cadangan felspar yang cukup besar dan kemungkinan masih ada endapan felspar yang belum ditemukan. Berdasarkan perkiraan kasar dari beberapa lokasi endapan, cadangan felspar Indonesia adalah sekitar 271,7 juta ton (terukur/proved), 11,0 juta ton (tereka/probable), dan 57,56 juta ton (terindikasi/possible).

Rabu, 23 Januari 2013

CEKUNGAN INDONESIA TIMUR


CEKUNGAN INDONESIA TIMUR


  1. Peninjauan Geologi
beberapa cekungan mesozoic yang kesemuanya terletak di wilayah Indonesia Timur Antara Lain yang terbagi atas
-          Cekungan di perisai sahul
-          Bagian Utama Irian jaya
-          Busur banda
terbentuk dikarenakan rifting sejak zaman Dinosaurus dulu ..Jadi kalo sejak Paleocene and younger mereka udah relative stabil in the forms of passive margins maka memang cocok untuk secondary exploration target ,ini karena top sealsnya bagus dan padat.. Itulah mangkanya cebakan / trap yang terbentuk kebanyakan bukan bersifat struktural karena masa2 tektonik intensif udah berlalu sebelum sedimen si passive margin terendapkan.

B. Penjelasan Cekungan Wilayah Timur Indonesia

I.  Cekungan di Perisai Sahul

Cekungan di Perisai Sahul (di atas Kerak Benua Australia). Stratigrafi Cekungan ini ditandai adanya Ketidakselarasan antara Cekungan Pre-Rift (Paleozoikum), Syn-Rift (Jura Awal), Passive margin (Jura Akhir-Kapur Akhir) dan Continent-arc Collision related  Fore-land Basins dan Strike-Slip related Basins

II. Bagian utama Irian Jaya
Merupakan Pinggiran Benua Australia yang sejak Trias bergerak ke utara dan ini sebenarnya merupakan Passive margin, dengan lempeng Samudra di depannya membentuk subduksi terhadap lempeng Pasific. Pada saat jalur subduksi yang terus menerus mengkomsumsi Lempeng Samudra Australia bertumbukan dengan kerak benua Australia pada Awal Tersier. mengakibatkan Lempeng Samudra Pasific tertekukkan ke atas dan menghasilkan Obduksi, sedang lapisan-lapisan Paleozoic-Mesozoic serta lapisan Tersier terlipat kuat membentuk sesar naik dan sungkup ke arah selatan  yang sering disebut dengan Papua Foldthrust Belt, Sementara Foreland-basins terbentuk didepan Paparan Australia, Hinterland basin dibelakang Pegunungan lipatan tersebut. Lapisan sedimen yang terlipat ketat karena pertumbukan Collision ini disebut Suture. Masalah di sini makin dipersulit  dengan adanya sesar geser di jalur Pegunungan tersebut.

A. Suture related basins
1. Cekungan Akimeugah (Foreland basins). Di selatan Irian Jaya
2. Cekungan Mamberano (Foredeep basin). Di utara Irian Jaya
3. Cekungan di Paparan Australia Utara (Timor Gap), merupakan cekungan Rift basin    dan Passive margin pada Pra-Tersier
 4. Kepada Burung Irian Jay

B. Strike-slip related basin


  1. Cekungan Salawati
Cekungan ini berhubungan dengan Sesar Geser Sorong,yang membentuk asimetri, ada dugaan bahwa Cekungan Salawati ini merupakan bahagian terpotong dari Cekungan Banggai. Cekungan Selawati yang terletak di bagian barat kepala burung Irian Jaya atau di daerah Dobberai (Vogelkop) Peninsula, terbentuk pada kala Miosen Atas atau sekitar 10 juta tahun yl. Akibat adanya “oblique subduction” antara Lempeng Australia dengan Lempeng Pasific. Sebelum itu daerah ini merupakan suatu paparan karbonat yang diberi nama Paparan Ayamaru yang merupakan bagian dari kerak benua Australia.

Sejarah sedimentasi Cekungan salawati

Sejarah sedimentasi yang teramati dimulai dari umur 35-32,5 juta tahun (Oligosen Bawah) dengan terbentuknya endapan karbonat New Guinea Limestone (NGL) di lingkungan Neritik Dalam-Tengah (20 – 60 meter) dan proses pengendapannya berlangsung dalam fasa trangresi separti yang terlihat dari hubungan antara eustatik dengan paleobatometri. Kemudian mulai dari umur 32,5-30 juta tahun (Oligosen Bawah-Atas) pengendapan endapan karbonat NGL masih terus berlangsung dalam fasa regresi (yang diperlihatkan dengan adanya “sea level drop” dan pendangkalan paleobatimetri) dan kemudian kelompok batugamping ini terangkat ke permukaan pada umur 30 juta tahun yang mana pengangkatan (uplift) ini diperlihatkan dengan bertambah kecilnya laju penurunan tektonik (tectonic subsidence).
Terjadinya pengangkatan (uplift), ini ada hubungannya dengan terjadinya “oblique collision” antara Lempeng Australia dengan “Sepic Arc “. Dengan demikian akibat dari tumbukan ini selain mengakibatkan oengangkatan (Visser dan Hermes, 1982 ; Froidevaux, 1977 ; Brash 1991) juga mengakibatkan terjadinya “sea Level drop” (Lunt dan Djaafar , 1991).

Proses tumbukan ini terus berlangsung hingga umur 15 juta tahun dan muali dari 30 juta tahun hingga 15 juta tahun (Oligosen Bawah./Atas-Miosen Tengah bagian bawah) seluruh Kelompok Batugamping New Guinea tersingkap di permukaan dan tererosei. Selama masa ini muka air laut purba naik kembali.
Mulai dari umur 15-10 juta tahun (Miosen Tangah bagian bawah-Miosen Atas bagian bawah ) terbentuk Formasi Kais tipe terumbu (Robinson & Soedirdja, 1986) di lingkungan Neritik Dalam-Tengah (!0-35 meter) dan Formasi Klasafet serta Formasi Klasaman bagian di lingkungan Neritik Tengah (35-60 meter), Selama ini muka air laut menurun, kedalaman paleobatimetri bertambah dan laju penurunan tektonik meningkat dan penigkatan in berhubungan dengan terjadinya”oblique subduction” antara Lempeng Australia dengan Lempeng Pasifik. Dari umur 10-2,5 juta tahun (Miosen Atas bagian bawah-Pliosen) pertumbuhan Formasi Kais tipe terumbu (Robinson dan Soedirdja, 1986) di sumur PY001 dan pembentukan Formasi Klasafet berakhir yaitu masing-masing pada umur 8,9 juta tahun (Miosen Atas) dan 7,6 juta tahun ( Miosen Atas) dan di gantikan dengan terbentuknya Formasi Klasaman yang tebal. Selama masa ini muka air laut purba naik umur 5 juta tahun dan menurun kembali hingga umur 2,5, juta tahun dengan kedalaman paleobatimetri yang relatif bertambah besar dan terjadinya peningkatan laju penurunan tektonik.
Dari adanya peningkatan laju penurunan tektonik disimpulkan bahwa awal pembentukan Cekungan Salawati dan juga aktivitas Sesar Sorong dimulai dari umur 10 juta tahun hingga 2,5 juta tahun, selama berlangsungnya proses :oblique subduction” antara Lempeng Australia dengan Lempeng Pasifik.
. Selama masa ini muka air laut purba meningkat kembali, kedalaman paleobatimetri berkurang dan laju penurunan tektonik juga berkurang. Hal ini menandakan bahwa aktivitas Sesar Sorong masih terus berlangsung yang mana akibat dari aktivitas tersebut menimbulkan pengangkatan dan penrunan separti yang terlihat di TBH09. Aktivitas Sesar Sorong ini diduga ada hubungannya dengan terjadinya “oblique collision” nantara Lempeng Australia dengan bagian dari “ Sunda trench dan Banda Forearc “ yang berlangsung hingga sekarang.

2.  Cekungan Bintuni
Pada Cekungan ini terbukti batuan Pra- Tersier menghasilkan Gas, bukan merupakan bessement, Gas ditemukan pada batuan umur Jura. Stratigrafi Pra-Tersier. Cekungan ini diduga terbentuk  karena sesar geser yang menghasilkan Transpressional struktur sesar sungkup dari Jakur Lengguru pada penampang berbentuk asimetri.
Cekungan-cekungan yang terbentuk karena pengaruh Sesar Geser Sorong (Sorong Fault Zone), berbentuk Half Graben, Cekungan Banggai merupakan belahan dari cekungan Salawati yang telah ditransport beberapa ribu Km, ke arah Barat pada zaman Tersier. Urutan Pre-Rift, Syn-Rift dan Passive-margin, serta terakhir Drift dapat dikenali pada kedua cekungan ini. Transpressional pada akhir Tersier telah menghasilkan ribuan meter sedimen klastik yang berpotensi untuk minyak dan Gasbumi
III. Busur Banda

1.            Cekungan Seram
   Cekungan di atas ini berada pada Fragmen Kerak Benua Australia, hal ini nampak pada urutan stratigrafinya, telah mengalami Rifting Transtension dan transpression yang menghasilkan lipatan dan sesar sungkup dalam jalur kompleks sesar geser mengiri (Left lateral strike slip zone). Antara Sesar Sorong di utara dan Sesae Tarera-Aiduna di selatan, pada akhir Pliosen. Aktifitas tektonik terakhir membentuk Young elongate perched thrust foreland basins Wahai Basin dan Bula Basin berumur Pliosen-Pleistosen yang menutupi urutan lapisan-lapisan Mesozoikum.

2.            Cekungan Tanimbar
Daerah percekungan ini meliputi kepulauan Kai dan Tanimbar di bagian timur Busur Banda, Cekungan ini hasil interaksi tektonik   tumbukan dari busur-busur Banda dan tektonik regangan (extensional tectonics) dari palung Aru dan terletak pada Pinggiran Pasif Benua Australia-Paparan Arafuru. Urutan Cekungan Pre-Rift di zaman Paleozoikum, Syn-Rift zaman Jura dan Passive Margin di zaman Kapur serta Drift pada zaman Tersier dapat dikenali di sini. Aktifitas tektonik disini yang terakhir menghasilkan cekungan yang melandai ke arah timur dan dibatasi oleh jalur sesar sungkup lipatan Dalam cekungan ini potensi untuk minyak dan gasbumi sangat kecil. (foldthrust belt) di sebelah barat.
3.            Cekungan Timur
Percekungan Timor merupakan kelanjutan dari Busur Banda, memperlihatkan kesesuaian dengan Cekungan Tanimbar, namun lebih kompleks karena disini kerak benua Australia dengan ujung passive marginnya bertumbukan secara frontal dengan jalur subduksi Busur Banda. Urutan Stratigrafi Australia juga dapat dikenali disini dan nampak dalam sesar sungkup yang sangat kompleks. Kecil sekali diketemukan minyak dan gasbumi disini.

4.            Cekungan Nusa Tenggara
Sulit untuk dapat mengatakan adanya cekungan sedimen di daerah ini, kecuali pada laut dalam di belakang maupun dimuka kepulauan mulai dari Bali sampai Sumba. Busur kepulauan ini merupakan jalur Magmatisme dengan kecil kemungkinan didapatkannya minyak dan gasbumi.